Minggu, 29 April 2012

Semangat Kartini Masih Menggugah Semangat Muda



                Minggu(29/4) menjadi hari bersemangat bagi pemuda-pemudi Karangtaruna Mentobayan. Bertempat di bumi perkemahan Mudal, Sentolo Lor, Sentolo, Kulon Progo diadakan outbound. Selain outbound  juga ada lomba “Dhimas dan Diajeng” dalam rangka memperingati Hari Kartini.
                Hampir 50 anggota karangtaruna yang tergabung dalam KEMM yakni Kancah Elit Muda Mentobayan mengikuti acara ini. Hari Kartini yang di peringati pada tanggal 21 April tetap memberi semangat tersendiri bagi rekan-rekan KEMM yang memperingatinya di tanggal 29 April. Hari ini dipilih dengan tujuan semua rekan-rekan KEMM baik yang masih sekolah SMP atau SMA tetap dapat megikuti acara. Terlebih yang sudah mengikuti Ujian Akhir Nasional.
 Perjalanan dari Mentobayan menuju Sentolo Lor yang berjarak sekitar 2,5 Km ditempuh menggunakan Kereta anak-anak. Kereta ini kerap berkeliling di kawasan Sentolo dan sekitarnya yang biasanya diisi oleh anak-anak kecil. Pilihan kendaran sebagi transportasi ini sangat menarik perhatian. “Kendaraan ini mengingatkan kita untuk tetap melestarikan permaianan transportasi sederhana ini ditengah-tengan mainan elektonik yang canggih saat ini.” ujar salah satu anggota Outbound. Meskipun pesertanya terdiri dari SMP hingga beberapa anggota KEMM yang sudah bekerja, namun mereka tetap antusias ikut dalam rombongan menggunakan kereta anak tersebut.
Beberapa permainan sederhana yang mengasah otak dan menguras tenaga telah dipersiapkan pihak panitia penyelenggara. Beberapa permainan sederhana misalnya memindahkan bola pingpong dengan menggelindingkan bola melalui beberapa bamboo yang telah di belah dua. Sedangkan permainan yang tidak kalah serunya yaitu memindahkan kelereng menggunakan sumpit, dan beberapa permainan lain.
Dalam permainan Outbound, peserta dibagi menjadi beberapa kelompok. Dalam kelompok baik pria maupun wanita dapat bekerja sama dengan apik. Semua boleh memberikan pendapat saat melakukan permainan kelompok. Kekompakan dan kerjasama serta keikutsertaan anggota sangat diperlukan dalam semua permainan. Saat bermain masing-masing kelompok wajib mengumpulakan poin dari setiap pos permainan. Poin ini nantinya akan ditukar dengan peralatan yang akan digunakan dalam lomba Dhimas dan Diajeng.
Permainan terakhir adalah puncak dari acara peringatan Hari Kartini, yaitu lomba Dhimas dan Diajeng. Setiap kelompok harus mengirimkan dua orang wakil sebagai peserta lomba Dhimas dan Diajeng. Mereka harus berdandan dengan kostum jawa yakni kebaya bagi wakil putri dan Surjan bagi prianya.
Keseruan dimulai saat peserta Dhimas-Diajeng harus berlenggak-lenggok bak pragawati. Selain itu peserta juga di tes oleh juri secara langsung. Peserta menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan dengan  jawaban polos dan beberapa jawaban juga mengocok perut penonton. Dan akhirnya lomba dimenangkan oleh …. sesuai dengan keputusan juri berdasarkan pengetahuan, cara bersikap didepan umum, penampilan dan beberapa aspek lain. Sedangkan juara favorit pilihan penonton jatuh pada..
Acara ditutup dengan penampilan band yang terdiri dari beberapa anggota KEMM dengan menyanyikan lagu “Ibu Kita Kartini”.  Lagi ini yang menyemangati semua remaja-pemuda anggota KEMM tidak hanya wanita tapi juga pria agar memiliki cita-cita yang terbaik untuk kehidupan yang lebih baik.

Rabu, 18 April 2012

Selasa, 10 April 2012

Tugas Bahasa Indonesia : Membuat Artikel Ilmiah


Tugas Bahasa Indonesia
Membuat Artikel Ilmiah
Jumat, 30 Maret 2012
Tri Cahyani
23090455

Fenomena Film 3D
            Film dengan animasi 3Dimensi (3D) saat ini sangat digemari. Hal tersebut terbukti  saat suksesnya film avatar yang disaksikan oleh banyak orang di seluruh dunia. Film 3 Dimensi adalah pertunjukan film dengan efek visualisasi yang  nampak bener-bener hidup  dan nyata. Film 3D ini memungkinkan penonton menjadi bagian dari film melalui efek 3D  yang diciptakan oleh film.
             Film 3 D dihasilkan oleh teknik stereoskopik fotografi. Dengan demikian sebuah objek yang direkam dari dua perspektif yang akan diproses menggunakan komputer. Untuk dapat melihat film dengan efek 3 D perlu menggunakan kacamata khusus. Untuk harga film 3D lebih mahal dari pada film 2 D.  Beberapa film 3D yang banyak di tonton antara lain :  Ice Age 3, AVATAR, THE FINAL DESTINATION 4, UP dan masih banyak film 3d lain.
            Bagi Produsen film, meghasilkan film 3D sangat menantang. Selain harus memberikan cerita yang menarik, pembuatannya juga memerlukan dana yang besar. Namun pastinya film yang dihasilkan juga memiliki kualitas yang bagus dan memberikan beberapa keuntungan bagi produsen film dan penikmat film. Keuntungan yang diperoleh produsen adalah film 3D yang dibuat akan lebih sulit untuk di bajak. Hal tersebut dikarenakan film 3D akan sulit direkan dengan handycam  atau alat perekam lain yang biasa digunakan untuk membajak film dan memperbanyak tanpa ijin.
            Bagi penikmat film, film 3D memberikan pengalaman tersendiri karena penonton seperti terbawa dalam suasana film yang nampak nyata. Film 3D juga menghasilkan sentuhan emosi yang berbeda dibandingkan film 2D. Meskipun harus membayar dengan harga yang lebih mahal namun tetap digemari banyak orang.
            Melihat film dan merasakan film seperti terjadi saat itu juga memang menarik. Akan tetapi bagaimana untuk orang-orang yang memiliki mata minus,silinder atau rabun dekat? Saat melihat film 3D penonton diwajibkan mengenakan kacamata khusus. Dan untuk orang-orang yang menggunakan kacamata harus mengganti kacamatanya dengan kacamata khusus agar dapat melihat film 3D. Untuk orang yang menggunakan kacamata yang minus yang tidak terlalu besar kemungkinan tidak terlalu terganggu. Akan tetapi untuk orang yang menggunakan kacamata dengan ukuran minus yang terlalu besar, hal ini akan mengganngu penonton tersebut dalam menikmati film.
            Berdasarkan permasalahan diatas, hal tersebut  memang menjadi gangguan untuk orang-orang tertentu khususnya di Indonesia. Namun saat ini telah dikembangkan teknologi baru dalam dunia perfilman. Teknologi tersebut mwmungkinkan penikmat  film 3D melihat tanpa menggunakan kacamata khusus. Hal tersebut sudah mulai diterapkan oleh beberapa Negara. Dengan demikian semua orang dapat menikmati film 3D dengan lebih leluasa. 

TUGAS PROPOSAL BAHASA INDONESIA


1.      PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang Masalah

Promosi pada hakekatnya adalah suatu komunikasi pemasaran, artinya aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.[1]
Dalam dunia bisnis promosi adalah hal terpenting yang harus diperhitungkan oleh seorang manager pemasaran. Terdapat banyak hal yang harus diperhitungkan dalam melakukan promosi. Pertimbangan yang dilakukan bertujuan agar promosi yang dilakukan tepat pada sasaran dan sesuai dengan keinginan pasar.
Banyak toko atau bisnis yang terbiasa memilih waktu promosi secara manual berdasarkan hari besar keagamaan atau even lain. Contohnya saat Valentine toko-toko memperbanyak produk yang sesuai dengan even valentine, misalnya bunga, coklat atau boneka. Manager akan berusaha melakukan promosi penjualan yang sesuai keinginan pasar.
Banyaknya pertimbangan dalam rangka promosi penjualan. Dalam mengambil keputusan mereka hanya mempertimbangkan even yang akan terjadi. Berdasarkan pengalaman waktu-waktu sebelumnya yang sudah menjadi kebiasaan toko tersebut. Namun saat ini banyak manager yang memutuskan jenis promosi secara manual.
Berdasarkan pertimbangan diatas pemilihan waktu promosi merupakan hal yang penting. Sedangkan pemilihan waktu yang tepat memerlukan pertimbangan tersendiri. Namun ada banyak data yang tersebar melalui informasi transaksi penjualan.
Untuk memudahkan manager penjualan mendapat informasi berdasarkan data-data yang ada, maka perlu adanya sistem yang menyimpan semua data transaksi penjualan. Sistem ini nantinya akan memberikan informasi waktu yang tepat melakukan promosi berdasarkan pola transaksi yang terbentuk. Pola transaksi ini dilihat dari waktu transaksi penjualan.



Menentukan waktu yang tepat untuk melakukan promosi memang tidak mudah. Jika pemilihan waktu promosi tepat, maka keuntungan yang diinginkan akan tercapai. Namun pemilihan waktu promosi yang salah akan memberikan dampak beragam bagi produsen. Produsen yang dimaksud dalam hal ini adalah pemilik toko.
Faktor kesalahan yang sering muncul dalam menentukan waktu promosi antara lain kurangnya informasi pola belanja pelanggan. Hal ini sebenarnya dapat diatasi dengan melihat transaksi penjualan. Dalam nota transaksi dapat dilihat waktu transaksi. Sehingga dapat dilihat waktu transaksi penjualan dalam kurun waktu tertentu.
Namun meskipun seorang manager memiliki informasi pola belanja pelanggan harus diimbangi dengan keputusan yang tepat. Seorang manager harus dapat memilih waktu yang tepat. Misalnya managen akan melakukan promosi alat tulis. Maka berdasarkan pola waktu transaksi sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa bulan Januari dan Juni sangat banyak pelanggan yang membeli produk alat tulis. Karena kemungkinan besar bulan Januari dan Juni adalah waktu pergantian semester bagi siswa sekolah. Sehingga pada bulan-bulan tersebut dapat dilakukan penawaran harga khusus bagi pelanggan agar produk yang tersedia dapat terjual dan menguntungkan.
Hal tersebut tidak selamanya mudah untuk dilakukan. Bahkan jika data transaksi cukup banyak perlu adanya sistem yang membantu maganer menentukan waktu promosi.
Dalam kasus ini, penelitian bersumber dari toko serba ada “Biaggi”. Toko serba ada tersebut menjual berbagai jenisnya produk. Dalam rangka menarik minat pasar terhadap toko, sering diadakan penawaran terhadap produk-produk tertentu. Namun dalam prakteknya manager pemasaran menggunakan cara manual untuk menentukan waktu promosi. Untuk itu perlu dibangun sebuah sistem dengan metode Winters. Sistem ini akan membatu manager meneliti pola waktu belanja pelanggan dan menghasilkan informasi yang dibutuhkan. Informasi yang diberikan sistem berupa alternatif waktu yang tepat dalam melakukan promosi.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka perlu adanya sistem yang menerapkan metote Winters.  Penerapan metode Winters untuk menentukan waktu promosi penjualan berdasrakan pola belanja pelanggan. Pola belanja pelanggan didasarkan pada produk yang banyak dibeli saat hari-hari tertentu.  Metode Winters dirasa lebih dapat digunakan dalam melakukan penelitian terhadap pola waktu belanja pelanggan melalui nota transaksi.
Fokus dalam penelitian adalah memilih waktu yang tepat untuk melakukan promo produk. Waktu disesuaikan dengan pola jumlah transaksi berdasarkan nota transaksi.

1.3  Batasan Masalah
Untuk menentukan waktu promo seperti pada rumusan masalah maka batasan masalah dalam kasus ini adalah :
a)    Lokasi studi kasus untuk penelitian adalah toko serba ada “Biaggi”.
b)   Menggunakan metode Winters
c)    Data yang digunakan adalah data transaksi selama tiga tahun, yaitu tahun 2008-2011.
d)   Data transaksi yang digunakan hanya transaksi dengan data penjualan.
e)    Sistem hanya menentukan waktu yang tepat dalam melakukan promosi produk berdasarkan hari-hari tertentu tanpa meneliti produk apa saja yang dapat dipromosikan.

1.4  Tujuan Masalah
Tujuan dari penelitian adalah :
a)      Membangun sebuah Aplikasi untuk membantu manager dalam menentukan waktu promosi produk.
b)      Meneliti apakah metode Winters sesuai dengan study kasus yang sedang dikerjakan. Sehingga dapat diketahui apakah nantinya metode Winters juga dapat mengetahui waktu yang tepat dalam memberikan penawaran produk baru yang akan di tawarkan kepada pelanggan.

2.      LANDASAN TEORI

Metode  Winter juga termasuk  dalam time series model. Hal tersebut berarti metode yang menggunakan waktu sebagai dasar menentukan perhitungan berdasarkan data sebelumnya. Dalam penelitiannya Suedjianto, Felicia juga menggunakan metode Winters, dan mengungkapkan bahwa :
“Metode ini paling cocok  diterapkan pada  data yang bertipe  seasonal”.(Suedjianto, Felicia, 2006:E118)
Musim seasonal merupakan faktor yang berulang setiap tahunnya. Seasonal atau yang disebut musiman dalam kasus ini misalnya hari besar keagamaan ataupun har-hari tertentu yang dirayakan oleh kebanyakan orang. Sehingga hari-hari tersebut memberikan dampak pada transaksi penjualan. Analisa seasonal memiliki pergerakan jarak pendek. Rangkaian waktu yang digunakan yaitu transaksi perbulan dalam satu tahun.
Metode Winters merupakan metode dalam peramalan untuk memperkirakan kebutuhan yang akan datang. Kebutuhan yang dimaksut dapat berupa kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi. Sedangkan peramalan tersebut memiliki karakteristik tertentu, yaitu:
1.      Peramalan pasti mengandung Kesalahan, artinya peramalan hanya bisa mengurangi ketidakpastian yang akan terjadi, tetapi tidak dapat menghilangkan ketidakpastian tersebut.
2.      Peramalan jangka pendek lebh akurat disbanding dengan peramalan jangka panjang. Hal ini disebabkan karena pada peramalan jangka pendek, factor-faktor yang mempengaruhi permintaan relative masih konstan. [2]
            Konsepsi perhitungan metode Winters identik dengan penghalusan eksponensial dengan dua kali pembobotan.[3]
Berikut ini langkah-langkah perhitungan menggunakan metode Winters
  adalah taksiran rata-rata pada bulan yang sama untuk bulan ke-t, t : 1 , 2 , …, 12
Jika di kolaborasikan dengan factor musiman maka formulasi pembobotannya :

 adalah taksiran factor-faktor musiman pada bulan ke-t, t = 1 , 2 , …, 12

Sedangkan nilai ramalan untuk lead time h, menggunakan formulasi seperti dibawah ini:
Namun jika adiktif dengan persamaan
Dengan demikian formulasi pembobotannya
Untuk nilai lead time h dihitung dengan formulasi seperti dibawah ini:
Pada formulasi pembobotan,  pengamatan terakhir pada bulan ke-t,  konstanta real, 0 <  ,  < 1. Sedangkan lead time h = 1, 2, …,12.
            Untuk dapat menentukan keberhasilan peramalan menggunakan metode Winters harus memperhatikan hasil peramalannya. Apakah nantinya nilai mendekati error atau tidak. Untuk dapat memastikan hasil yang tepat, dapat dilakukan perhitungan untuk beberapa nilai   dan   . Dari hasilnya dilihat yang memiliki error  yang ter kecil.
           


3.      METODE PENELITIAN
Pengembangan Aplikasi Penentuan waktu promosi menggunakan langkah-langkah seperti di jabarkan di bawah ini;
1.      Mengenali dan mencatat semua barang yang di jual doleh toko tersebut.
2.      Memperkirakan database yang akan dibangun berdasarkan jenis barang. Penyesuaian dengan property tabel yang harus di buat agar dapat semua jenis barang dapat disimpan dalam database.
3.      Merancang sistem yang dapat menyimpan dan mengolah data transaksi penjualan.
4.      Mengolah data transaksi yang pernah dilakukan selama tiga tahun terakhir.
5.      Membuat statistika berdasarkan analisa transaksi penjualan dalam kurun waktu yang ditentukan. Pembagian waktu yang digunakan adalah pembagian jumlah transaksi penjualan tiap bulan.
6.      Melakukan analisis tentang produk yang terjual setiap bulan berdasarkan statistik yang dibuat.
7.      Membangun sistem yang telah dirancang
8.      Melakukan tes Sistem yang dibangun.
9.      Melakukan analisis terhadap hasil dari output sistem.


4.      DAFTAR PUSTAKA
Tjiptono, Fandy. (2001). Strategi Pemasaran. Edisi Pertama. Andi Ofset:Yogyakarta.
Suedjianto, Felicia. 2006. “ Perancangan dan Pembuatan Sistem Perencanaan Produksi(Studi Kasus pada PT. Conita Garment)”. hal. E118

Widjaja, Lukas. 1999. “Perancangan Persediaan Bahan Baku Rotan dengan mengoptimalkan sisa pemotongan di PT Bahari Mitra Surya Rattan Furniture Surabaya”. hlm  6

Mulyana. 2004. “Analisis Data Deret Waktu”.62-63.




Penerapan metode Winters untuk menentukan produk yang harus dipromosikan pada waktu tertentu sesuai dengan pola belanja pelanggan.
   


Di sususn oleh :
Tri Cahyani
23090455

Program Study Sistem Informasi
Fakultas Tekniknologi Informasi
Universitas Kristen Duta Wacana


[1] Tjiptono, Fandy. 2001. Strategi Pemasaran. Edisi Pertama. Andi Ofset.Yogyakarta. hlm. 219
[2] Widjaja, Lukas. 1999. “Perancangan Persediaan Bahan Baku Rotan dengan mengoptimalkan sisa pemotongan di PT Bahari Mitra Surya Rattan Furniture Surabaya”. Hlm  6
[3] Mulyana. 2004. “Analisis Data Deret Waktu”. Hal 62.